Sabtu, 10 November 2012

Konspirasi Tragedi 911 dan Tujuan Politik AS



Tragedi 911 dan Tujuan Geopolitik AS


The Twin Towers


Sudah satu dekade lebih peristiwa terkelam dalam sejarah Amerika Serikat yaitu peristiwa 911 atau sering disebut dengan serangan 11 September 2001. Siapa sangka pada pagi hari yang sangat amat cerah, kondisi yang sangat baik untuk penerbangan akan menjadi hari yang sangat mengerikan bagi penduduk dikota New York atau AS bahkan dunia.

Gedung pusat perdagangan dunia WTC (World Trade Center) atau yang dikenal dengan menara kembar dengan ketinggian 417 m yang selesai dibangun dan dibuka pada tahun 1972 dalam sekejap rubuh karena ditabrak oleh pesawat komersial dengan banyak pegawai yang masih berada didalam gedung. Dalam laporan AS mengenai tragedi 911 ini adalah WTC1 atau menara utara yang pertama kali ditabrak pada pukul 08:46 dan WTC2 atau menara selatan ditabrak satu jam kemudian. WTC1 runtuh pada pukul 10:28 dan WTC2 runtuh pada pukul 10:05, 23 menit lebih awal dari runtuhnya WTC1.

Namun setelah beberapa tahun tragedi tersebut, hasil penelitian mengungkapkan bahwa banyak hal yang tidak semestinya terjadi dan terdapat banyak hal-hal yang ganjal terkait peristiwa 911, dan munculah konspirasi-konspirasi bahwa sesungguhnya  terdapat “orang dalam” Amerika Serikat yang ada dibalik tragedi ini sekaligus menjadi dalangnya, dimana Amerika sengaja membohongi dunia untuk tercapainya kepentingan politik Amerika. Dan berikut adalah konspirasi yang mendasarinya:

Pertama, Prof Dr Morgan Reymonds (guru besar pada Texas University, USA) menyatakan ”Belum ada bangunan…baja…ambruk hanya… oleh kobaran api”.

Kedua, Michael Meacher (mantan Menteri Lingkungan Inggris, 1997 – 2003) berpendapat ”…perang melawan terorisme… dijadikan…tabir kebohongan guna mencapai tujuan-tujuan strategis geopolitik AS”.

Ketiga, Prof Dr Steven E Jones (guru besar fisika pada Birgham Young University, USA) membeberkan hasil risetnya ”…bahan-bahan peledak telah diletakkan…di bangunan WTC”.

Keempat, Profesor Steven E. Jones dari Brigham Young University, Utah, yang melakukan penelitian dari sudut teori fisika mengatakan bahwa kehancuran dahsyat seperti yang dialami Twin Tower serta gedung WTC 7 hanya mungkin terjadi karena bom-bom yang sudah dipasang pada bangunan-bangunan tersebut. Teori fisika Jones tersebut tentunya sangat bertentangan dengan hasil penelitian FEMA, NIST dan 9-11 Commision bahwa penyebab utama keruntuhan gedung-gedung tersebut adalah api akibat terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh. Dalam kertas kerjanya berjudul “Why Indeed Did the WTC Buildings Collapse?” dan dipublikasikan harian Deseret Morning News yang terbit di Salt Lake City dalam situsnya awal November lalu, Ilmuwan dari Departerment of Physic and Astronomy, Brigham Young University itu menguraikan secara ilmiah penyebab sesungguhnya dari kehancuran tersebut. Pihak Brigham Young University sendiri sebelumnya mengatakan bahwa isi dari kertas kerja tersebut sepenuhnya tanggung jawab penulis, bukan sebagai pandangan pihak universitas. “Saya mengimbau dilakukan suatu investigasi secara serius atas hipotesa bahwa gedung WTC 7 dan Menara Kembar WTC runtuh bukan hanya oleh benturan (pesawat) dan kebakaran, tapi juga karena bahan peledak yang sudah ditempatkan sebelumnya,” kata Jones. Detik-detik keruntuhan Menara Kembar WTC, dan juga gedung WTC 7 didekatnya, disaksikan jutaan pasang mata baik secara langsung maupun melalui siaran “live” televisi di seluruh dunia. Sepuluh tahun telah berlalu dan berbagai peristiwa penting pun terjadi terkait dengan tragedi “September hitam” tersebut, di antaranya berupa perubahan kebijakan politik luar negeri AS dan serangan terhadap Afghanistan, Irak dan Libya. Jones sendiri dalam kertas kerjanya tidak menyorot soal politik dan aksi terorisme, tapi ia memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan gedung-gedung tersebut. Ia tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana bom itu dipasang dan siapa yang melakukannya.

Sebelum menganalisa keempat teori dasar tersebut, mari kita lihat mitos dari tragedi 911.

The 911 Myth

“19 pembajak, diperintahkan oleh Osama Bin Laden mengambil alih kendali 4 pesawat jet komersial dan setelah mengecoh Sistem Pertahanan Udara AS (NORAD), berhasil mengenai 75% sasaran mereka. Runtuhnya Menara WTC 1,2 dan 7 disebabkan kerusakan struktur bangunan akibat “terpanggang api”. Pesawat terbang yang menabrak Pentagon habis “menguap” setelah tabrakan, begitu pula pesawat yang jatuh di Shanksville. Komisi penyelidik kasus 911 menemukan, bahwa “tidak ada peringatan dini” atas aksi terorisme ini, serta kegagalan pemerintah dalam melakukan berbagai tindakan-tindakan pencegahan.

Mulai dari “19 pembajak” yang mengambil alih kendali 4 pesawat komersial, ke-19 pembajak itu dilaporkan bahwa semuanya adalah orang Arab, dari kamera CCTV dibandara sebelum mengudara, tampak beberapa orang Arab melewati sistem pemeriksaan penumpang dan masuk kedalam pesawat Boeing 767 yang akan menabrak Menara Kembar dengan nomor penerbangan 11 (Flight 11) yang menabrak menara utara dan penerbangan 175 (Flight 175) yang menabrak menara selatan dan 2 pesawat lainnya yang jatuh di Pentagon dan Shanksville Pennsylvania. Dari kedua pesawat yang menabrak gedung WTC terdapat adanya laporan saksi mata bahwa ada paspor milik salah seorang teroris yang terjatuh dari pesawat yang ditabrakan dan anehnya paspor tersebut tidak mengalami kerusakan apapun  dan yang membuat gempar lagi adalah pemilik paspor tersebut angkat bicara bahwa ia masih hidup dan dirinya tidak terlibat apapun atas kejadian 911, namun dan satu keanehan lagi AS masih saja memasukannya kedalam daftar ke-19 pembajak walaupun ada bukti-bukti dan kecocokan yang diungkapkan oleh pemilik paspor.

 Walaupun kita telah diberitahu bahwa ada 4 atau 5 orang pembajak di setiap pesawat yang dibajak, jika demikian, nama mereka seharusnya tercantum dalam daftar penumpang pesawat, namun dalam daftar penumpang yang kemudian dipublikasikan, tidak tercantum satupun nama para pembajak atau satupun nama orang Arab. Kita tahu bahwa orang-orang yang diduga sebagai pembajak memiliki rumah, mobil, dan kartu kredit yang dibayar oleh Pemerintah Amerika Serikat. Mereka sesungguhnya adalah agen pemerintah, dan dalam kasus paspor diatas membuktikan bahwa adanya manipulasi pemerintah AS. Dan setelah pemilik paspor itu angkat bicara, laporan mengumumkan bahwa beberapa dari 19 orang pembajak masih hidup. Bagaimana mungkin didalam tragedi pesawat yang menabrak gedung dan meledak terdapat penumpang yang selamat? dan FBI sampai hari ini tidak merevisi daftar nama pembajak yang mereka keluarkan. Tidak ada sedikitpun bukti yang pernah menghubungkan para pembajak, baik yang masih hidup maupun mati dengan Osama Bin Laden.

“Osama Bin Laden” setelah Presiden Bush menunjuk bahwa Osama adalah dalang dari tragedi 911, Osama angkat bicara melalui video yang diedarkan, namun didalam video, orang yang menyatakan dirinya Osama sangat berbeda dengan Osama yang kita kenal melalui foto-fotonya, tampak Osama didalam video kulitnya lebih gelap, hidungnya lebih besar dan lekuk mata yang berbeda. Dan hampir dipastikan bahwa orang yang berada didalam video bukanlah Osama, ini menunjukan lagi bahwa Amerika memanipulasi video pernyataan Osama.

“Sistem Pertahanan Udara AS (NORAD)”. Kita tahu bahwa Amerika Serikat adalah negara dengan kemiliteran yang sangat kuat, dan dalam kasus pembajakan pesawat, seharusnya NORAD dapat mencegahnya dengan mengirimkan jet untuk mengamankan atau menembak pesawat pembajak karena sudah ada laporan bahwa ada pesawat komersial telah dibajak, namun NORAD merespon dengan jawaban, “Ini sungguhan atau latihan...?” dan telah diverifikasi bahwa tepat dalam minggu itu angkatan udara AS sedang mengadakan latihan simulasi pembajakan pesawat persis seperti kejadian sesungguhnya sehingga NORAD tidak tahu laporan ini adalah latihan atau sungguhan. 


Tampak kepulan asap dari lantai atas menara kembar


“Menara WTC 1,2 dan 7” dilaporkan bahwa menara kembar runtuh karena ditabrak oleh 2 pesawat yang dibajak, namun dalam kasus gedung WTC7 yang tidak terkena apapun ikut runtuh tanpa sebab namun para penyidik melaporkan bahwa adanya kerusakan bangunan dikarenakan “terpanggang api”. Seperti teori yang dikemukakan oleh Prof Dr Morgan Reymonds bahwa belum ada bangunan baja ambruk karena kobaran api, bahkan gedung WTC dirancang untuk tahan akan tabrakan pesawat sehingga hampir mustahil bahwa menara kembar runtuh dikarenakan hanya ditabrak pesawat dan terpanggang api. Saat menara selatan (WTC2) runtuh dan disusul oleh menara utara (WTC1) para saksi mengatakan bahwa terdengar ledakan keras, sebelum menara runtuh. “...terdengar ledakan yang sangat keras...”,”...saat asap ada dimana-mana terdengar ledakan...”,”... saat ledakan keras terdengar, gedung itu runtuh dengan cepat dan disusul oleh ledakan kedua dan ketiga...”,”...ledakan terdengar sangat nyaring kemudian menara runtuh..” Begitulah kata para saksi saat diwanwancara oleh media, sebagian besar mereka mendengar ledakan yang sangat keras sebelum menara runtuh. Para Konstruktor mengatakan gedung runtuh sama saat diletakkan detonator untuk meruntuhkan sebuah bangunan tua dengan meledakan pondasi-pondasi yang menyangganya, tiap lantai akan jatuh ambles secara berurutan dan jatuh dengan rapih. Bom-bom yang diletakan ditiang penyangga utama yang terdapat di loby gedung akan meledak dan memotong tiang sehingga tiang tidak dapat menyangga lagi lantai-lantai atas kemudian ambleslah tiap lantai menimpa lantai dibawahnya. Reruntuhan akan menjadi debu yang berserakan. Itulah yang “mereka” lakukan untuk merubuhkan ketiga gedung ini, WTC1,2 dan 7. Selain itu menara jatuh dengan kecepatan jatuh bebas dalam 6,6 detik atau hanya 0,6 detik lebih lama dari perjalanan jatuhnya sebuah benda dari puncak gedung 47 lantai itu ke tanah. Dimana faktor kelambatan yang harus terjadi karena kekekalan gaya gerak, yang merupakan hukum dasar fisika?, Dengan demikian muncul hipotesa penghancuran lewat ledakan, termasuk pada bagian bawah dan tiang-tiang baja penyangga, sehingga jatuhnya mendekati kecepatan benda jatuh bebas. Saat asap dari debu mulai menghilang tampak bahwa tiang penyangga yang masih ada terlihat terpotong dengan rapi dengan potongan yang miring, ini tidak mungkin dikarenakan kobaran api dan melelehkan sebagian tiang baja atau dikarenakan ditabrak oleh pesawat. Hanya ada satu kemungkinan besar bahwa sesungguhnya sebelum tragedi, gedung telah ditanam oleh bom-bom yang dipasang ditiang penyangga utama untuk memotongnya, dan gedung akan rubuh. Sama seperti teori Profesor Steven E. Jones dari Brigham Young University dan sebagai bukti yang kuat adalah menara 7 yang runtuh tanpa terkena dampak dari tabrakan pesawat dan hanya mungkin runtuh dikarenakan ditanamnya bahan peledak untuk meruntuhkannya sama seperti saat kita melihat proyek peruntuhan bangunan tua di TV.



Tiang yang terpotong miring, cara yang sama
 dengan saat proyek meruntuhkan bangunan tua


Pesawat yang jatuh di“Pentagon” dan “Shanksville”. Pesawat yang jatuh di departemen pertahanan nasional AS, Pentagon, Washington DC juga menjadi masalah yang perlu adanya bukti bahwa adanya pesawat yang jatuh di Pentagon. Bagaimana mungkin pesawat besar komersial Boeing 767 terbang dengan sangat rendah dan menabrak Pentagon yang dekat dengan jalan utama Washington DC dan tidak ada saksi yang melihat pesawat terbang dengan rendah dan menabrak Pentagon. Kamera pengawas kota juga merekam kejadian, namun Komisi penyidik  enggan untuk mempublikasikannya kepada masyarakat melainkan hanya memberikan potongan video yang memperlihatkan tabrakan pesawat dengan Pentagon, namun sekali lagi, didalam potongan video itu tidak ada gambar pesawat yang jatuh atau menabrak Pentagon melainkan hanya sebuah ledakan besar. Setelah ledakan terjadi, unit pemadam kebakaran tidak menemukan satupun puing-puing pesawat yang menabrak dan hanya menyisakan sebuah lubang besar yang melubangi gedung Pentagon. Dan laporan yang dimunculkan oleh penyidik adalah pesawat jatuh, terbakar dan langsung menguap. Sangat tidak masuk akal bahwa pesawat sebesar Boeing 767 seketika terbakar “menguap” tanpa ada puing-puing pesawat yang tersisa, dan munculah hipotesa bahwa bukanlah pesawat yang menabrak Pentagon dan meledak, melainkan sebuah mobil van yang diparkir didekat Pentagon yang sudah diletakkan sebuah bom berdaya ledak besar dan meledakannya . Begitu juga dengan pesawat yang ditargetkan akan menabrak gedung putih namun gagal dan jatuh di Shanksville. Dan lagi-lagi tidak ditemukan puing-puing pesawat yang tersisa dan hanya menyisakan lubang besar ditanah.

“tidak ada peringatan dini” dalam pencegahan dan merupakan kegagalan pemerintah untuk mencegah aksi terorisme. Sebenarnya sudah ada bukti-bukti akan adanya tragedi 911 ini yaitu pada tahun 1997 Amerika Serikat mengadakan simulasi aksi terorisme dengan pembajakan pesawat dengan skenario yang sama persis dengan kejadian 11 september ini, yaitu 4 pesawat yang dibajak oleh teroris dan menargetkan sasarannya yang sama dengan target pada tragedi ini, kedua gedung WTC, Pentagon, dan White House (Gedung Putih). Bukankah itu juga merupakan sebuah peringatan? Ini sama saja dengan latihan untuk penyerangan 11 September.
Dan sebenarnya masih banyak lagi hal-hal aneh seputar peristiwa tersebut. Dari sumber dana untuk melakukan aksi teror ini hingga tujuan Amerika Serikat dalam membuat skenario yang akan membuat dunia percaya, semuanya telah disusun rapi oleh AS sehingga muncul prototype untuk memanipulasi pemikiran negara didunia bahwa AS akan memerangi aksi terorisme. Dan kebenaran atas kejadian 911 ini adalah

The 911 Truth

“Sekelompok penjahat yang ada didalam pemerintah AS, melakukan kebohongan publik dengan melakukan serangan teror terhadap warga negaranya sendiri, untuk memanipulasi persepsi masyarakat agar mendukung agenda mereka. Mereka telah merencanakan dan melakukan hal semacam ini selama bertahun tahun. Kejadian 911 dilakukan oleh orang dalam.”
Menara selatan saat ditabrak oleh pesawat pembajak

Dalam pemikiran masyarakat adalah , “...kita diberi tahu bahwa orang Arab diluar sana mengobrak-abrikan sistem pertahanan udara (NORAD) yang terkenal akan kekuatannya oleh dunia dan telah membiayai serangan yang amat dahsyat atas negara ini dan besar dampaknya bagi  warga negaranya dan apa kamu pikir orang yang tinggal di dalam gua disebuah perbukitan akan mampu merontokan sistem pertahanan udara (NORAD)? Dan apa kamu pikir orang-orang seperti itu yang melakukan hal  seperti ini? Dengan banyaknya penduduk New York terbunuh sebanyak itu, 3000 orang dalam satu hari? Percayalah bahwa tidak ada yang mampu melakukan hal semacam ini selain “Orang Dalam”  jika hal ini tidak diketahui oleh warga negaranya, maka sekali lagi, Amerika telah dibodohi...”

Lalu orang orang Amerika akan berpikir untuk apa semua ini? Mereka menutup-nutupi kejadian sebenarnya yang tidak diketahui oleh warga negaranya. Apa tujuan politik yang sedang direncanakan oleh pemerintah kita ini?
Dan jawaban yang tak lain adalah “peperangan”
Seorang politikus Amerika mengatakan, “Pertama-tama mereka telah menyiapkan Amerika untuk berperang melalui orang dalam departemen pertahanan, kemudian melibatkan kita dalam perang selangkah demi selangkah tanpa disadari oleh rakyatnya, dan menciptakan serangkaian kejadian serius yang memaksa kita untuk memasuki peperangan yang sesungguhnya. Rencana ini telah dipersiapkan matang matang oleh mereka selama bertahun tahun dengan menggunakan kekuatan penuh mesin propaganda mereka...”

Lalu tahukah anda apa yang diincar oleh pemerintahan Amerika?

Saat kejadian 11 September terjadi, orang nomor 1 di Amerika, Presiden George W. Bush sedang berada di TK bertemu dengan generasi penerus bangsanya dan saat berita itu sampai ditelinganya, ia melakukan rapat mendadak dan mengumumkan bahwa Osama Bin Laden adalah dalang dibalik tragedi 911 dan dengan asumsi bahwa Al-Qaeda dengan pimpinan Osama Bin Laden memiliki senjata pemusnah massal, maka dimulailah peperangan yang telah disiapkan oleh pemerintah Amerika.
Tahun 2003 Amerika mengirimkan tentaranya ke wilayah timur tengah yang dikonsentrasikan di Afghanistan, bertahun tahun dalam operasi ini, tidak ada satupun ditemukannya barang bukti terkait adanya senjata pemusnah massal. Dan terlihatlah hal yang mereka incar bukanlah Osama dan Al-Qaeda, namun tentu saja sumber daya yang dimiliki oleh negara-negara timur tengah... Minyak...
Inilah yang Amerika incar, untuk mendapatkan tujuan politik yang hasilnya akan diberikan kepada tuannya, penggerak-pengggerak pemerintahan AS, loby-loby rahasia AS, satu negara dimana Amerika akan tunduk kepadanya, yang membuat Amerika hanya menjadi bonekanya, sang pemimpin era baru zionis dunia...
ISRAEL.... 

Kejadian besar lainnya tidak hanya pada tragedi 911, tapi jauh sebelum abad ini dimulai, Amerika telah mempraktekannya dan hasilnya cukup memuaskan. Dimana disebuah pulau yang indah ditengah samudra pasifik yang luas dan ditengah panasnya perang dunia ke-II. Pearl Harbour, satu skenario yang telah dipraktekan oleh Amerika, sama seperti kejadian 911. Dengan menggunakan propaganda, Amerika memutuskan jalur perdagangan dengan Jepang, membantu negara-negara yang menjadi musuh Jepang, membuat fitnah yang akan membuat Jepang marah dan tak tinggal diam. Dengan mengirimkan ratusan hingga ribuan pesawat, Jepang menuju kepulauan Hawai, tempat dimana armada Amerika berlabuh, intelijen Australia telah memperingatkan kepada Amerika bahwa ada pasukan Jepang yang menuju ke Hawai, namun Amerika hanya mengacuhkannya, inilah yang Amerika inginkan. Pagi-pagi sekali saat marinir Amerika bangun dari tidurnya, dijatuhkannya ribuan misil yang menghujani kapal-kapal perang Amerika. Marinir yang tak siap perang, gugur dengan sia-sia. Dengan keadaan seperti ini Amerika mengumumkan perang dengan Jepang, sesuai dengan rencananya. Berbulan bulan kemudian dijatuhkannya bom atom di 2 kota penting di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Sehingga Jepang menyerah tanpa syarat, dan Amerika memetik kemenangan dan menguasai wilayah asia timur, sistem politik amerika berjalan sesuai dengan skenarionya. Inilah yang diinginkan Amerika, melalui mesin propagandanya, Amerika akan membuat skenario untuk menuju tercapainya tujuan politik, dalam buku sejarah yang kita pelajari di SMP dan SMA tidak ada satu teori pun yang menyinggung akan tujuan politik Amerika yang sebenarnya.
Dan dalam era modernisasi ini terjadilah penggulingan beberapa kepala negara di wilayah timur tengah dan tentunya yang tidak lepas dari campur tangan negara adidaya Amerika Serikat yang sesuai dengan naskah yang dibuatnya.
Dan pada akhirnya, jika tidak ada yang dapat menghentikan kekuatan Amerika Serikat dan Israel, maka tak dapat dipungkiri lagi jika tujuan politik Amerika dan Israel akan mencapai puncaknya dengan membangun sebuah tatanan dunia baru, dengan dunia yang satu, dimana diseluruh dunia hanya ada satu kenegaraan , satu pemikiran ideologi, satu mata uang dan satu kekuasaan, satu era yang disebut-sebut sebagai era dunia modern ... dan era inilah  yang saat ini kita tuju, yaitu menuju...

“The New World Order”  era dimana dunia dengan satu pemerintahan...


untuk lebih jelas, lihat video dibawah ini!





*(Dikutip dari berbagai sumber dan dengan perubahan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management