Tragedi 911 dan Tujuan Geopolitik AS
The Twin Towers |
Gedung pusat
perdagangan dunia WTC (World Trade Center) atau yang dikenal dengan menara
kembar dengan ketinggian 417 m yang selesai dibangun dan dibuka pada tahun
1972 dalam sekejap rubuh karena ditabrak oleh pesawat komersial dengan banyak
pegawai yang masih berada didalam gedung. Dalam laporan AS mengenai tragedi 911
ini adalah WTC1 atau menara utara yang pertama kali ditabrak pada pukul 08:46
dan WTC2 atau menara selatan ditabrak satu jam kemudian. WTC1 runtuh pada pukul
10:28 dan WTC2 runtuh pada pukul 10:05, 23 menit lebih awal dari runtuhnya
WTC1.
Namun setelah
beberapa tahun tragedi tersebut, hasil penelitian mengungkapkan bahwa banyak
hal yang tidak semestinya terjadi dan terdapat banyak hal-hal yang ganjal
terkait peristiwa 911, dan munculah konspirasi-konspirasi bahwa sesungguhnya terdapat “orang dalam” Amerika Serikat yang
ada dibalik tragedi ini sekaligus menjadi dalangnya, dimana Amerika sengaja
membohongi dunia untuk tercapainya kepentingan politik Amerika. Dan berikut
adalah konspirasi yang mendasarinya:
Pertama, Prof Dr Morgan Reymonds (guru besar pada
Texas University, USA) menyatakan ”Belum ada bangunan…baja…ambruk hanya… oleh
kobaran api”.
Kedua, Michael Meacher (mantan Menteri Lingkungan
Inggris, 1997 – 2003) berpendapat ”…perang melawan terorisme… dijadikan…tabir
kebohongan guna mencapai tujuan-tujuan strategis geopolitik AS”.
Ketiga, Prof Dr Steven E Jones (guru besar fisika pada
Birgham Young University, USA) membeberkan hasil risetnya ”…bahan-bahan peledak
telah diletakkan…di bangunan WTC”.
Keempat, Profesor Steven E. Jones dari Brigham Young University, Utah, yang melakukan penelitian dari sudut teori fisika mengatakan bahwa kehancuran dahsyat seperti yang dialami Twin Tower serta gedung WTC 7 hanya mungkin terjadi karena bom-bom yang sudah dipasang pada bangunan-bangunan tersebut. Teori fisika Jones tersebut tentunya sangat bertentangan dengan hasil penelitian FEMA, NIST dan 9-11 Commision bahwa penyebab utama keruntuhan gedung-gedung tersebut adalah api akibat terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh. Dalam kertas kerjanya berjudul “Why Indeed Did the WTC Buildings Collapse?” dan dipublikasikan harian Deseret Morning News yang terbit di Salt Lake City dalam situsnya awal November lalu, Ilmuwan dari Departerment of Physic and Astronomy, Brigham Young University itu menguraikan secara ilmiah penyebab sesungguhnya dari kehancuran tersebut. Pihak Brigham Young University sendiri sebelumnya mengatakan bahwa isi dari kertas kerja tersebut sepenuhnya tanggung jawab penulis, bukan sebagai pandangan pihak universitas. “Saya mengimbau dilakukan suatu investigasi secara serius atas hipotesa bahwa gedung WTC 7 dan Menara Kembar WTC runtuh bukan hanya oleh benturan (pesawat) dan kebakaran, tapi juga karena bahan peledak yang sudah ditempatkan sebelumnya,” kata Jones. Detik-detik keruntuhan Menara Kembar WTC, dan juga gedung WTC 7 didekatnya, disaksikan jutaan pasang mata baik secara langsung maupun melalui siaran “live” televisi di seluruh dunia. Sepuluh tahun telah berlalu dan berbagai peristiwa penting pun terjadi terkait dengan tragedi “September hitam” tersebut, di antaranya berupa perubahan kebijakan politik luar negeri AS dan serangan terhadap Afghanistan, Irak dan Libya. Jones sendiri dalam kertas kerjanya tidak menyorot soal politik dan aksi terorisme, tapi ia memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan gedung-gedung tersebut. Ia tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana bom itu dipasang dan siapa yang melakukannya.
Sebelum menganalisa keempat teori dasar
tersebut, mari kita lihat mitos dari tragedi 911.
The 911 Myth
“19 pembajak, diperintahkan oleh Osama Bin Laden mengambil alih kendali 4 pesawat jet komersial dan
setelah mengecoh Sistem Pertahanan Udara
AS (NORAD), berhasil mengenai 75% sasaran mereka. Runtuhnya Menara WTC 1,2 dan 7 disebabkan
kerusakan struktur bangunan akibat “terpanggang api”. Pesawat terbang yang
menabrak Pentagon habis “menguap”
setelah tabrakan, begitu pula pesawat yang jatuh di Shanksville. Komisi penyelidik kasus 911 menemukan, bahwa “tidak ada peringatan dini” atas aksi
terorisme ini, serta kegagalan pemerintah dalam melakukan berbagai tindakan-tindakan
pencegahan.”
Mulai dari “19 pembajak” yang mengambil alih
kendali 4 pesawat komersial, ke-19 pembajak itu dilaporkan bahwa semuanya
adalah orang Arab, dari kamera CCTV dibandara sebelum mengudara, tampak
beberapa orang Arab melewati sistem pemeriksaan penumpang dan masuk kedalam
pesawat Boeing 767 yang akan menabrak Menara Kembar dengan nomor penerbangan 11
(Flight 11) yang menabrak menara utara dan penerbangan 175 (Flight 175) yang
menabrak menara selatan dan 2 pesawat lainnya yang jatuh di Pentagon dan
Shanksville Pennsylvania. Dari kedua pesawat yang menabrak gedung WTC terdapat
adanya laporan saksi mata bahwa ada paspor milik salah seorang teroris yang
terjatuh dari pesawat yang ditabrakan dan anehnya paspor tersebut tidak
mengalami kerusakan apapun dan yang
membuat gempar lagi adalah pemilik paspor tersebut angkat bicara bahwa ia masih
hidup dan dirinya tidak terlibat apapun atas kejadian 911, namun dan satu
keanehan lagi AS masih saja memasukannya kedalam daftar ke-19 pembajak walaupun
ada bukti-bukti dan kecocokan yang diungkapkan oleh pemilik paspor.
Walaupun kita telah diberitahu bahwa ada 4
atau 5 orang pembajak di setiap pesawat yang dibajak, jika demikian, nama
mereka seharusnya tercantum dalam daftar penumpang pesawat, namun dalam daftar
penumpang yang kemudian dipublikasikan, tidak tercantum satupun nama para
pembajak atau satupun nama orang Arab. Kita tahu bahwa orang-orang yang diduga
sebagai pembajak memiliki rumah, mobil, dan kartu kredit yang dibayar oleh
Pemerintah Amerika Serikat. Mereka sesungguhnya adalah agen pemerintah, dan
dalam kasus paspor diatas membuktikan bahwa adanya manipulasi pemerintah AS.
Dan setelah pemilik paspor itu angkat bicara, laporan mengumumkan bahwa
beberapa dari 19 orang pembajak masih hidup. Bagaimana mungkin didalam tragedi
pesawat yang menabrak gedung dan meledak terdapat penumpang yang selamat? dan
FBI sampai hari ini tidak merevisi daftar nama pembajak yang mereka keluarkan.
Tidak ada sedikitpun bukti yang pernah menghubungkan para pembajak, baik yang
masih hidup maupun mati dengan Osama Bin Laden.
“Osama
Bin Laden” setelah Presiden Bush menunjuk bahwa Osama
adalah dalang dari tragedi 911, Osama angkat bicara melalui video yang
diedarkan, namun didalam video, orang yang menyatakan dirinya Osama sangat
berbeda dengan Osama yang kita kenal melalui foto-fotonya, tampak Osama didalam
video kulitnya lebih gelap, hidungnya lebih besar dan lekuk mata yang berbeda.
Dan hampir dipastikan bahwa orang yang berada didalam video bukanlah Osama, ini
menunjukan lagi bahwa Amerika memanipulasi video pernyataan Osama.
“Sistem
Pertahanan Udara AS (NORAD)”. Kita tahu bahwa Amerika
Serikat adalah negara dengan kemiliteran yang sangat kuat, dan dalam kasus
pembajakan pesawat, seharusnya NORAD dapat mencegahnya dengan mengirimkan jet
untuk mengamankan atau menembak pesawat pembajak karena sudah ada laporan bahwa
ada pesawat komersial telah dibajak, namun NORAD merespon dengan jawaban, “Ini
sungguhan atau latihan...?” dan telah diverifikasi bahwa tepat dalam minggu itu
angkatan udara AS sedang mengadakan latihan simulasi pembajakan pesawat persis
seperti kejadian sesungguhnya sehingga NORAD tidak tahu laporan ini adalah
latihan atau sungguhan.
Tampak kepulan asap dari lantai atas menara kembar |
“Menara
WTC 1,2 dan 7” dilaporkan bahwa menara kembar runtuh karena
ditabrak oleh 2 pesawat yang dibajak, namun dalam kasus gedung WTC7 yang tidak
terkena apapun ikut runtuh tanpa sebab namun para penyidik melaporkan bahwa
adanya kerusakan bangunan dikarenakan “terpanggang api”. Seperti teori yang
dikemukakan oleh Prof Dr Morgan Reymonds bahwa belum ada
bangunan baja ambruk karena kobaran api, bahkan gedung WTC dirancang untuk
tahan akan tabrakan pesawat sehingga hampir mustahil bahwa menara kembar runtuh
dikarenakan hanya ditabrak pesawat dan terpanggang api. Saat menara selatan
(WTC2) runtuh dan disusul oleh menara utara (WTC1) para saksi mengatakan bahwa
terdengar ledakan keras, sebelum menara runtuh. “...terdengar ledakan yang
sangat keras...”,”...saat asap ada dimana-mana terdengar ledakan...”,”... saat
ledakan keras terdengar, gedung itu runtuh dengan cepat dan disusul oleh
ledakan kedua dan ketiga...”,”...ledakan terdengar sangat nyaring kemudian
menara runtuh..” Begitulah kata para saksi saat diwanwancara oleh media,
sebagian besar mereka mendengar ledakan yang sangat keras sebelum menara
runtuh. Para Konstruktor mengatakan gedung runtuh sama saat diletakkan
detonator untuk meruntuhkan sebuah bangunan tua dengan meledakan
pondasi-pondasi yang menyangganya, tiap lantai akan jatuh ambles secara
berurutan dan jatuh dengan rapih. Bom-bom yang diletakan ditiang penyangga
utama yang terdapat di loby gedung akan meledak dan memotong tiang sehingga
tiang tidak dapat menyangga lagi lantai-lantai atas kemudian ambleslah tiap
lantai menimpa lantai dibawahnya. Reruntuhan akan menjadi debu yang berserakan.
Itulah yang “mereka” lakukan untuk merubuhkan ketiga gedung ini, WTC1,2 dan 7. Selain
itu menara jatuh dengan kecepatan jatuh bebas dalam 6,6 detik atau hanya 0,6
detik lebih lama dari perjalanan jatuhnya sebuah benda dari puncak gedung 47
lantai itu ke tanah. Dimana faktor kelambatan yang harus terjadi karena
kekekalan gaya gerak, yang merupakan hukum dasar fisika?, Dengan demikian
muncul hipotesa penghancuran lewat ledakan, termasuk pada bagian bawah dan
tiang-tiang baja penyangga, sehingga jatuhnya mendekati kecepatan benda jatuh
bebas. Saat asap dari debu mulai menghilang tampak bahwa tiang penyangga yang
masih ada terlihat terpotong dengan rapi dengan potongan yang miring, ini tidak
mungkin dikarenakan kobaran api dan melelehkan sebagian tiang baja atau
dikarenakan ditabrak oleh pesawat. Hanya ada satu kemungkinan besar bahwa
sesungguhnya sebelum tragedi, gedung telah ditanam oleh bom-bom yang dipasang
ditiang penyangga utama untuk memotongnya, dan gedung akan rubuh. Sama seperti
teori Profesor Steven E. Jones dari Brigham Young University dan sebagai bukti
yang kuat adalah menara 7 yang runtuh tanpa terkena dampak dari tabrakan
pesawat dan hanya mungkin runtuh dikarenakan ditanamnya bahan peledak untuk
meruntuhkannya sama seperti saat kita melihat proyek peruntuhan bangunan tua di
TV.
Tiang yang terpotong miring, cara yang sama dengan saat proyek meruntuhkan bangunan tua |
Pesawat yang jatuh di“Pentagon” dan “Shanksville”. Pesawat yang jatuh di departemen pertahanan nasional AS, Pentagon, Washington DC juga menjadi masalah yang perlu adanya bukti bahwa adanya pesawat yang jatuh di Pentagon. Bagaimana mungkin pesawat besar komersial Boeing 767 terbang dengan sangat rendah dan menabrak Pentagon yang dekat dengan jalan utama Washington DC dan tidak ada saksi yang melihat pesawat terbang dengan rendah dan menabrak Pentagon. Kamera pengawas kota juga merekam kejadian, namun Komisi penyidik enggan untuk mempublikasikannya kepada masyarakat melainkan hanya memberikan potongan video yang memperlihatkan tabrakan pesawat dengan Pentagon, namun sekali lagi, didalam potongan video itu tidak ada gambar pesawat yang jatuh atau menabrak Pentagon melainkan hanya sebuah ledakan besar. Setelah ledakan terjadi, unit pemadam kebakaran tidak menemukan satupun puing-puing pesawat yang menabrak dan hanya menyisakan sebuah lubang besar yang melubangi gedung Pentagon. Dan laporan yang dimunculkan oleh penyidik adalah pesawat jatuh, terbakar dan langsung menguap. Sangat tidak masuk akal bahwa pesawat sebesar Boeing 767 seketika terbakar “menguap” tanpa ada puing-puing pesawat yang tersisa, dan munculah hipotesa bahwa bukanlah pesawat yang menabrak Pentagon dan meledak, melainkan sebuah mobil van yang diparkir didekat Pentagon yang sudah diletakkan sebuah bom berdaya ledak besar dan meledakannya . Begitu juga dengan pesawat yang ditargetkan akan menabrak gedung putih namun gagal dan jatuh di Shanksville. Dan lagi-lagi tidak ditemukan puing-puing pesawat yang tersisa dan hanya menyisakan lubang besar ditanah.
“tidak ada peringatan dini” dalam pencegahan dan merupakan kegagalan
pemerintah untuk mencegah aksi terorisme. Sebenarnya sudah ada bukti-bukti akan
adanya tragedi 911 ini yaitu pada tahun 1997 Amerika Serikat mengadakan
simulasi aksi terorisme dengan pembajakan pesawat dengan skenario yang sama
persis dengan kejadian 11 september ini, yaitu 4 pesawat yang dibajak oleh
teroris dan menargetkan sasarannya yang sama dengan target pada tragedi ini, kedua
gedung WTC, Pentagon, dan White House (Gedung Putih). Bukankah itu juga
merupakan sebuah peringatan? Ini sama saja dengan latihan untuk penyerangan 11
September.
Dan sebenarnya masih banyak lagi hal-hal
aneh seputar peristiwa tersebut. Dari sumber dana untuk melakukan aksi teror
ini hingga tujuan Amerika Serikat dalam membuat skenario yang akan membuat
dunia percaya, semuanya telah disusun rapi oleh AS sehingga muncul prototype
untuk memanipulasi pemikiran negara didunia bahwa AS akan memerangi aksi
terorisme. Dan kebenaran atas kejadian 911 ini adalah
The 911 Truth
“Sekelompok penjahat yang ada didalam pemerintah AS, melakukan kebohongan
publik dengan melakukan serangan teror terhadap warga negaranya sendiri, untuk
memanipulasi persepsi masyarakat agar mendukung agenda mereka. Mereka telah
merencanakan dan melakukan hal semacam ini selama bertahun tahun. Kejadian 911
dilakukan oleh orang dalam.”
Menara selatan saat ditabrak oleh pesawat pembajak |
Dalam pemikiran masyarakat adalah , “...kita diberi tahu bahwa orang Arab
diluar sana mengobrak-abrikan sistem pertahanan udara (NORAD) yang terkenal
akan kekuatannya oleh dunia dan telah membiayai serangan yang amat dahsyat atas
negara ini dan besar dampaknya bagi
warga negaranya dan apa kamu pikir orang yang tinggal di dalam gua
disebuah perbukitan akan mampu merontokan sistem pertahanan udara (NORAD)? Dan
apa kamu pikir orang-orang seperti itu yang melakukan hal seperti ini? Dengan banyaknya penduduk New
York terbunuh sebanyak itu, 3000 orang dalam satu hari? Percayalah bahwa tidak
ada yang mampu melakukan hal semacam ini selain “Orang Dalam” jika hal ini tidak diketahui oleh
warga negaranya, maka sekali lagi, Amerika telah dibodohi...”
Lalu orang orang Amerika akan berpikir untuk apa semua ini? Mereka
menutup-nutupi kejadian sebenarnya yang tidak diketahui oleh warga negaranya.
Apa tujuan politik yang sedang direncanakan oleh pemerintah kita ini?
Dan jawaban yang tak lain adalah “peperangan”
Seorang politikus Amerika mengatakan, “Pertama-tama mereka telah menyiapkan
Amerika untuk berperang melalui orang dalam departemen pertahanan, kemudian
melibatkan kita dalam perang selangkah demi selangkah tanpa disadari oleh
rakyatnya, dan menciptakan serangkaian kejadian serius yang memaksa kita untuk
memasuki peperangan yang sesungguhnya. Rencana ini telah dipersiapkan matang
matang oleh mereka selama bertahun tahun dengan menggunakan kekuatan penuh
mesin propaganda mereka...”
Lalu tahukah anda apa yang diincar oleh pemerintahan Amerika?
Saat kejadian 11 September terjadi, orang nomor 1 di Amerika, Presiden
George W. Bush sedang berada di TK bertemu dengan generasi penerus bangsanya
dan saat berita itu sampai ditelinganya, ia melakukan rapat mendadak dan
mengumumkan bahwa Osama Bin Laden adalah dalang dibalik tragedi 911 dan dengan
asumsi bahwa Al-Qaeda dengan pimpinan Osama Bin Laden memiliki senjata pemusnah
massal, maka dimulailah peperangan yang telah disiapkan oleh pemerintah
Amerika.
Tahun 2003 Amerika mengirimkan tentaranya ke wilayah timur tengah yang
dikonsentrasikan di Afghanistan, bertahun tahun dalam operasi ini, tidak ada
satupun ditemukannya barang bukti terkait adanya senjata pemusnah massal. Dan terlihatlah
hal yang mereka incar bukanlah Osama dan Al-Qaeda, namun tentu saja sumber daya
yang dimiliki oleh negara-negara timur tengah... Minyak...
Inilah yang Amerika incar, untuk mendapatkan tujuan politik yang hasilnya
akan diberikan kepada tuannya, penggerak-pengggerak pemerintahan AS, loby-loby
rahasia AS, satu negara dimana Amerika akan tunduk kepadanya, yang membuat
Amerika hanya menjadi bonekanya, sang pemimpin era baru zionis dunia...
ISRAEL....
Kejadian besar lainnya tidak
hanya pada tragedi 911, tapi jauh sebelum abad ini dimulai, Amerika telah
mempraktekannya dan hasilnya cukup memuaskan. Dimana disebuah pulau yang indah
ditengah samudra pasifik yang luas dan ditengah panasnya perang dunia ke-II.
Pearl Harbour, satu skenario yang telah dipraktekan oleh Amerika, sama seperti
kejadian 911. Dengan menggunakan propaganda, Amerika memutuskan jalur
perdagangan dengan Jepang, membantu negara-negara yang menjadi musuh Jepang,
membuat fitnah yang akan membuat Jepang marah dan tak tinggal diam. Dengan
mengirimkan ratusan hingga ribuan pesawat, Jepang menuju kepulauan Hawai,
tempat dimana armada Amerika berlabuh, intelijen Australia telah memperingatkan
kepada Amerika bahwa ada pasukan Jepang yang menuju ke Hawai, namun Amerika hanya
mengacuhkannya, inilah yang Amerika inginkan. Pagi-pagi sekali saat marinir
Amerika bangun dari tidurnya, dijatuhkannya ribuan misil yang menghujani
kapal-kapal perang Amerika. Marinir yang tak siap perang, gugur dengan sia-sia.
Dengan keadaan seperti ini Amerika mengumumkan perang dengan Jepang, sesuai
dengan rencananya. Berbulan bulan kemudian dijatuhkannya bom atom di 2 kota
penting di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Sehingga Jepang menyerah tanpa
syarat, dan Amerika memetik kemenangan dan menguasai wilayah asia timur, sistem
politik amerika berjalan sesuai dengan skenarionya. Inilah yang diinginkan
Amerika, melalui mesin propagandanya, Amerika akan membuat skenario untuk
menuju tercapainya tujuan politik, dalam buku sejarah yang kita pelajari di SMP
dan SMA tidak ada satu teori pun yang menyinggung akan tujuan politik Amerika
yang sebenarnya.
Dan dalam era modernisasi
ini terjadilah penggulingan beberapa kepala negara di wilayah timur tengah dan
tentunya yang tidak lepas dari campur tangan negara adidaya Amerika Serikat
yang sesuai dengan naskah yang dibuatnya.
Dan pada akhirnya, jika
tidak ada yang dapat menghentikan kekuatan Amerika Serikat dan Israel, maka tak
dapat dipungkiri lagi jika tujuan politik Amerika dan Israel akan mencapai
puncaknya dengan membangun sebuah tatanan dunia baru, dengan dunia yang satu,
dimana diseluruh dunia hanya ada satu kenegaraan , satu pemikiran ideologi,
satu mata uang dan satu kekuasaan, satu era yang disebut-sebut sebagai era dunia
modern ... dan era inilah yang saat ini
kita tuju, yaitu menuju...
“The
New World Order” era
dimana dunia dengan satu pemerintahan...
0 komentar:
Posting Komentar